Sabtu, 11 Juni 2022

Konsep Manajemen Era Modern Dengan Mengandalkan Teknologi

Konsep Manajemen Era Modern Dengan Mengandalkan Teknologi

 

Dalam perkembangan sejarahnya, teori manajemen selalu berfokus kepada pertumbuhan kegiatan usaha dan produktivitas untuk mencapai tujuan organisasi, berorientasi pada perhitungan yang bersifat ilmiah. Dimulai dari teori manajemen klasik hingga teori manajemen neo klasik yang dihasilkan dari percobaan-percobaan para ahli atas ketidakpuasannya pada teori pendahulunya.

Mengapa terdapat ketidakpuasan? Sederhananya, teori manajemen klasik adalah teori yang mengutamakan efektivitas waktu, hasil, budget, dan lainnya yang dapat terukur. Teori klasik juga terkesan kaku karena kontrol sepenuhnya dipegang oleh manajer dan pekerja hanya perlu mengeluarkan tenaganya saja. Teori ini kurang mengutamakan aspek sosial dari SDM yang dimiliki.

Pada teori neo-klasik, beberapa ahli melakukan percobaan untuk memperbaiki kekurangan tersebut, dimana akhirnya lahir pendekatan human relation yang akan mengutamakan aspek hubungan antar manusia dan organisasi–sesuatu yang tidak dimiliki teori klasik.

Semakin berkembangnya zaman, ditambah dengan penemuan-penemuan teknologi, teori manajemen pun mengalami perkembangan. Setelah teori klasik dan neo-klasik, munculah teori manajemen modern.

Manajemen modern telah berkembang dengan pertumbuhan sosial-ekonomi dan lembaga ilmiah. Teori yang telah dikembangkan sejak tahun 1950 ini mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.  Dengan kata lain, konsep daripada teori ini bersifat fleksibel dengan perkembangan dunia.

Manajemen modern berkembang dalam dua aliran. Aliran pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai Perilaku Organisasi. Aliran kedua dibangun atas dasar ilmiah dikenal sebagai aliran Kuantitatif.

 

 

Perilaku Organisasi

Perkembangan aliran Perilaku Organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial.

Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :

·         Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip).

·         Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.

·         Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.

·         Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.

Aliran Kuantitatif

Aliran kuantitatif merupakan pengembangan manajemen ilmiah. Aliran ini ditandai dengan berkembangnya team operasional riset yang penting dalam pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah-masalah industri. Prosedur-prosedur operasional riset tersebut kemudian diformalisasikan dan disebut sebagai aliran manajemen ilmiah.

Teknik-teknik manajemen ilmiah digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, production scheduling, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya.[1]

Aplikasi Teori Aliran modern Pada Kehidupan Manusia

Pada aplikasi manajemen yang diterapkan pada tiap perusahaan dan organisasi berbeda-beda. Perbedaan mencolok terjadi pada perusahaan berskala besar dengan perusahaan kecil bahkan home industry.  Perubahan kondisi ekonomi global disiasati oleh para manajemen dengan menggunakan satu teori atau menggabungkan beberapa teori manajemen yang paling sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.

Banyak perusahaan yang telah mengaplikasikan teori modern dalam sistem manajemennya, terutama untuk berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Hal ini untuk efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Meskipun teori ini memiliki kelemahan karena sisi kemanusiaan yang mulai tergeser.

Guna meminimalisir kekurangan dari teori ini, banyak perusahaan menggabungkan beberapa teori manajemen baik klasik, neo klasik maupun modern. Pencapain tujuan bersama organisasi dapat terakomodir, sehingga diharapkan kepuasan dapat dicapai oleh masing-masing anggota dari suatu organisasi atau perusahaan.[2]

 

 

 



[1] Riyanti Etania | Manajemen Modern : Fungsi Dan Penerapan Di Organisasi | Diakses dari https://id.hrnote.asia/ | Pada tanggal 11 juni 2022 pukul 00.16 WIB

[2] Uknown | Teori Manajemen Modern | Diakses dari https://herujatmiko.blogspot.com/ | Pada tanggal 11 juni 2022 pukul 00.20 WIB

Literasi Adalah Sumber Prestasi

Literasi Adalah Sumber Prestasi

 

Literasi adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk lebih membudidayakan gerakan membaca serta juga menulis. Literasi sangat banyak sekali manfaatnya, salah satu keuntungan dari literasi ini  diantaranya adalah dapat melatih diri untuk dapat lebih terbiasa dalam membaca serta juga dapat membiasakan seseorang (siswa) untuk dapat menyerap informasi yang dibaca dan dirangkum dengan menggunakan bahasa yang dipahaminya.

Pengertian Literasi Menurut Para Ahli

Cordon
Literasi merupakan sumber ilmu yang menyenangkan yang mampu dalam membangun imajinasi mereka untuk dapat menjelajahi dunia serta ilmu pengetahuan.

Goody
Literasi merupakan suatu kemampuan untuk membaca dan juga menulis.

Kern

Literasi itu terdapat 7 prinsip pendidikan diantaranya literasi tersebut melibatkan :

·         Interprestasi,

·         Kolaborasi,

·         konvensi,

·         pengetahuan kultural,

·         pemecahan masalah,

·         releksi dan refleksi diri

·         penggunaan bahasa.

 

UNESCO
Pemahaman orang mengenai makna literasi itu sangat dipengaruhi oleh penelitian akademik, institusi, konteks nasional, nilai budaya serta juga pengalaman. Pemahaman umum dari literasi ialah  seperangkat keterampilan nyata, terutama ketrampilan dalam membaca dan menulis, yang terlepas dari konteks yang mana ketrampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya.

NAEYC
Literasi merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dapat mendorong anak-anak untuk berkembang sebagai pembaca serta penulis sehingga dalam hal ini sangat membutuhkan yang namanya interaksi dengan seseorang yang menguasai literasi.

Alberta
Literasi ini bukan hanya sekedar kemampuan dalam membaca dan menulis tapi juga menambah pengetahuan, ketrampilan serta kemampuan yang dapat membuat seseorang itu memiliki kemampuan dalam berfikir kritis, mampu juga untuk memecahkan masalah dalam berbagai konteks, mampu juga berkomunikasi dengan secara efektif dan mampu untuk dapat mengembangkan potensi serta berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat.

Tujuan Literasi

Setelah mengerti Pengertian Literasi tersebut, pasti sudah tergambar apa sih tujuan dari literasi ini, namun untuk memperjelas dibawah ini akan dijelaskan tujuan literasi, diantaranya sebagai berikut:

·         Menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang baik.

·         Menumbuhkan dan mengembangkan juga budaya literasi di sekolah maupun masyarakat.

·         Dapat meningkatkan pengetahuan yang dimiliki dengan cara membaca segala macam informasi yang bermanfaat.

·         Dapat  juga meningkatkan kepahaman seseorang didalam mengambil inti sari dari suatu bacaan.

·         Mengisi waktu dengan literasi agar lebih berguna.

·         Memberikan penilaian kritis pada karya tulis seseorang.

·         Memperkuat nilai kepribadian dengan membaca dan menulis.

Manfaat Literasi

Tujuan dari literasi itu sangat baik, lantas apa manfaat literasi, manfaat dari literasi diantaranya adalah :

·         Menambah kosa kata.

·         Mengoptimalkan kerja otak.

·         Menambah wawasan dan informasi baru.

·         Meningkatkan kemampuan interpersonal.

·         Mempertajam diri didalam menangkap makna dari suatu informasi yang sedang dibaca.

·         Mengembangkan kemampuan verbal.

·         Melatih kemampuan berfikir dan menganalisa.

·         Meningkatkan fokus dan konsentrasi seseorang.

·         Melatih dalam hal menulis serta juga merangkai kata yang bermakna.

Jenis-Jenis Literasi

Dibawah ini merupakan macam jenis Literasi, pada dasarnya literasi ini  dibagi menjadi beberapa jenis literasi, diantaranya sebagai berikut:

·         Literasi Dasar

Literasi dasar merupakan suatu kemampuan untuk membaca, mendengarkan, berbicara, menulis serta juga menghitung. Literasi dasar ini bertujuan untuk dapat mengoptimalkan serta meningkatkan dalam hal menulis, membaca, berbicara, menghitung serta juga mendengarkan.

·         Literasi Perpustakaan

Literasi perpustakaan ialah suatu kemampuan lanjutan untuk dapat mengoptimalkan literasi perpustakaan yang ada. Literasi perpustakaan ini terdiri dari memberikan pemahaman mengenai cara untuk dapat membedakan antara cerita non fiksi dan cerita fiksi, memahami penggunaan katalog serta indeks dan juga memiliki pengetahuan didalam memahami informasi saat sedang menyelesaikan suatu tulisan, penelitian serta lain sebagainya.

·         Literasi Visual

Literasi visual ialah suatu pemahaman yang lebih antara literasi media dan juga literasi teknologi yang mengembangkannya dengan cara memanfaatkan materi visual.

·         Literasi Media

Literasi media merupakan suatu kemampuan untuk dapat mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda seperti media cetak, media elektronik dan lain sebagainya dan juga dapat mengerti penggunaan dari masing-masing media yang ada tersebut.

·         Literasi Teknologi

Literasi teknologi merupakan suatu suatu kemampuan untuk dapat memahami kelengkapan dalam suatu teknologi seperti contohnya hardware dan software, memahami juga cara mengakses internet dan juga mengerti etika yang berlaku dalam penggunaan teknologi.[1]



[1] Parta Ibeng | Pengertian Literasi, Tujuan, Manfaat, Jenis, Prinsip, Contoh, Menurut Para Ahli | Diakses dari https://pendidikan.co.id/ | Pada tanggal 11 juni 2022 pukul 22.48 WIB

Dampak Negatif Kemajuan Teknologi Pada Era Modern

 

Dampak Negatif Kemajuan Teknologi Pada Era Modern

 

Disrupsi mengenai berbagai tatanan pola dan tingkah laku masyarakat di zaman sekarang cenderung sedang mengalami kehidupan di mana hidup di zaman yang arus perkembangan teknologinya sangat luar biasa berkembang dengan cepat. Aktivitas dalam kehidupan sehari-hari kitapun bahkan selalu dimanjakan dengan berbagai hal yang tidak terlepas dari kemoderisasian, mulai dari bangun tidur sampai tertidur kecanggihan teknologi seakan terus berkembang dengan cepat. 

Sehari saja, berbagai update tentang informasi yang sedang viral di belahan dunia, kita bisa mengaksesnya dengan mudah tanpa harus mengalami kesulitan sedikitpun. Kecanggihan di zaman teknologi yang kian hari mengalami kemajuan yang begitu pesat bermula diawali dengan adanya sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang bisa di bilang kurang maju atau kurang berkembang menuju ke arah yang lebih baik. Tentunya dengan harapan akan bisa tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, unggul, dan makmur.

Kemunculan budaya modernisasi merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sekarang hingga saat ini. Tingkat teknologi dalam membangun modernisasi betul-betul dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, baik yang berada di kota metropolitan ataupun bahkan sampai di pelosok desa-desa terpencil. 

Awal mula modernisasi terpicu karena beberapa perubahan yang terjadi secara langsung pada mode bisnis, yang mengarah pada sektor ekonomi, Namun perubahan tersebut bukan hanya terjadi pada urusan ekonomi dan bisnis saja, akan tetapi sejak munculnya teknologi digital yang kemudian mengubah sistem di Indonesia maupun manca negara. Sehingga perkembangan teknologi digital mampu menggantikan tugas serta peran manusia . 

Dari berbagai kecanggihan teknologi yang bisa kita rasakan hingga sampai saat ini memang memberikan dampak positif luar biasa. Dengan berbagai kemajuan dan kecanggihan itulah kemudian melahirkan berbagai dampak yang sangat positif yang bisa diterima oleh orang banyak, salah satu di antaranya kita bisa merasakan sendiri dengan kemajuan teknologi itulah maka akan mempermudah seseorang melalui cara berkomunikasi dan mencari informasi yang semakin mudah didapat, sehingga ilmu pengetahuan menjadi cepat berkembang untuk diterapkan untuk hajat hidup orang banyak. Selain itu orang-orang juga kemudian seakan-akan tidak ada batasan dengan jarak antar negara, karena jalur atau akses untuk berkomunikasi jauh lebih mudah dan semakin canggih. Serta mendorong percapatan pembangunan yang terus berkembang di Indonesia sehingga dapat merubah perekonomian Indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut diharapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani, dan rohani. 

Dengan adanya budaya modernisasi maka akan bisa terlihat pada perubahan tata nilai dan sikap masyarakatnya, sehingga dengan demikian, Adanya modernisasi dalam budaya akan menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional. Justru dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) maka dengan sendirinya akan mewujudkan masyarakat madani dan menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Adanya modernisasi juga tak melulu selalu berdampak positif, tentunya juga ada dampak negatif yang sebaiknya kita hindari, salah satunya yaitu tumbuhnya sikap individualisme yang akan muncul karena interaksi sosial dengan sesamanya menjadi terabaikan dengan hadirnya sebuah teknologi yang maju. Berbagai perilaku menyimpang akan mudah dilakukan dengan memanfaatkan media sebagai upaya pelemahan moral dan karakter para generasi bangsa. Khususnya bagi anak muda yang kemudian memanfaatkan kecanggihan media teknologi untuk hal perbuatan  yang bersifat negatif. 

Akan mulai banyak berbagai gaya hidup modern menjadikan sasaran utamanya yakni perilaku anak muda banyak menghabiskan waktu untuk berfoya-foya maupun berhura-hura dan melakukan hal-hal yang negatif lainnya. Akan tumbuh pula berbagai kesenjangan sosial pada suatu komunitas masyarakat, dimana masyarakat tersebut hanya akan ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi. Tentu dari berbagai dampak tersebut seyogyanya kita harus mempunyai filterisasi yang cukup kuat agar tidak sampai terjun pada beberapa kasus contoh di atas. 

Terlebih-lebih pemanfaatan teknologi mulai berkembang pesat di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, banyak pencapaian yang sudah dibuat dengan hasil kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) melahirkan robot buatan yang telah berjalan dari enam bulan. Dengan diberlakukannya PSBB dan PPKM oleh pemerintah dalam menjaga jarak guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 maka banyak sart-up yang menggunakan robot tersebut guna menggurangi kontak dengan orang lain. (Dilansir dari Cloud computing) 

Selain itu Asosiasi Internet of Thing Indonesia memperkirakan bahwa teknologi 5 G akan segera hadir seusai pandemi ini berlalu. Meskipun belum jelas kapan pandemi ini berakhir dan persiapan infrastruktur 5 G di Indonesia, sehingga kita yang hidup di lingkungan pedesaan yang arus teknologinya bisa dibilang masih sangat kurang karena ditandai dengan akses yang ditawarkan sangat susah dijangkau mengingat karena berada di daerah yang pasokan sinyal internetnya masih belum memadai dan nantinya akan bisa menerima informasi dengan mudah dan cepat. Karena kemungkinan besar teknologi 5 G ini memiliki kecepatan hingga 100 kali dengan 4 G dan jarak jangkaunya lebih jauh dan lebih efisien. (dilansir dari Republika.co.id)

Dengan adanya arus kemajuan teknologi yang terus semakin berkembang, jangan sampai kemudian kita meninggalkan nilai-nilai luhur yang nenek moyang kita wariskan yang bekenaan dengan sila keempat dan kelima di dalam Pancasila yakni tentang spiritualitas dalam beragama, gotong-royong, solidaritas antarsesama, musyawarah dan mufakat, dan menentukan cita rasa keadilan bagi siapapun. Hal ini sesuai dengan ciri khas nilai-nilai budaya asli bangsa Indonesia. 

Selanjutnya, adakah kolerasi kemajuan teknologi dalam Islam? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, 

 

وَعَلَّمْنٰهُ صَنْعَةَ لَبُوْسٍ لَّكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِّنْۢ بَأْسِكُمْۚ فَهَلْ اَنْتُمْ شَاكِرُوْنَ - ٨٠

 

Artinya: Dan Kami ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu, guna melindungi kamu dalam peperangan. Apakah kamu bersyukur (kepada Allah)? (QS Al-Anbiya:80)

 

Berdasarkan tafsir kemenag, bahwa pada ayat ini Allah menyebutkan karunianya yang lain, yang diberikannya kepada Daud ‘Alaihissalam yaitu bahwa Daud telah diberi-Nya pengetahuan dan keterampilan dalam kepandaian menjadikan besi lunak di tangannya tanpa dipanaskan. Karena keistimewaan ini Daud bisa membuat baju besi yang dipergunakan orang-orang di zaman itu sebagai pelindung diri dalam peperangan. Kepandaian itu dimanfaatkan pula oleh umat-umat yang datang kemudian berabad-abad lamanya. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan yang dikaruniakan Allah kepada Nabi Daud ‘Alaihissalam itu telah tersebar luas dan bermanfaat bagi orang-orang dari bangsa lain. Di samping menjadi mukjizat Nabi Daud, pada akhir ayat ini Allah mengajukan pertanyaan kepada umat Nabi Muhammad, apakah turut bersyukur atas karunia tersebut? Sudah tentu, semua umat yang beriman kepada-Nya, senantiasa mensyukuri segala karunia yang dilimpahkan-Nya. 

Ada juga penafsiran dari Tafsir Jalalain berikut keterangan tafsirnya,  Dan Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi yaitu baju yang terbuat dari besi, dialah orang pertama yang menciptakannya dan sebelumnya hanyalah berupa lempengan-lempengan besi saja (untuk kalian) yakni untuk segolongan manusia (guna melindungi diri kalian) jika dibaca Linuhshinakum. Maka dhamirnya kembali kepada Allah, maksudnya supaya Kami melindungi kalian. Dan jika ia dibaca Lituhshinahum, maka dhamirnya kembali kepada baju besi, maksudnya, supaya baju besi itu melindungi diri kalian. Jika dibaca Liyuhshinakum, maka dhamirnya kembali kepada Nabi Daud, maksudnya supaya dia melindungi kalian (dalam peperangan kalian) melawan musuh-musuh kalian. (Maka hendaklah kalian) hai penduduk Makkah (bersyukur) atas nikmat karunia-Ku itu, yaitu dengan percaya kepada Rasulullah. Maksudnya bersyukurlah kalian atas hal tersebut kepada-Ku.

Dengan demikian berdasarkan tafsiran ayat di atas, bahwa Islam sangat menganjurkan dan menggunakan teknologi untuk mempermudah pekerjaan kita. Serta sebagaimana mestinya tantangan kita sebagai generasi muda milenial yang dibekali dengan ragam ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Maka seyogyanya harus mampu menjawab berbagai tantangan zaman, dengan mulai memanfaatkan media sebagai sarana untuk berdakwah, sarana untuk memasarkan hasil dari karyanya, menciptakan ruang-ruang diskusi yang sangat menggugah nalar kritis kita mengenai beberapa hal yang ada di lingkungan sekitar kita. Sehingga dengan para generasi mampu tampil dan mampu berperan guna menciptakan berbagai karya monumental yang bisa di nikmati oleh para generasi penerusnya.[1]

Inilah Beberapa Dampak Negatif Dari Teknologi Dalam Kehidupan Sehari-hari :

1. Pornografi

Ini adalah salah satu dampak yang paling buruk dari adanya perkembangan teknologi. Kebebasan mengakses internet pada berbagai gadget, membuat banyak orang bebas mencari konten dewasa. Bahkan konten ini telah banyak terpampang di blog-blog umum berupa iklan. Sedangkan untuk membatasi konten, adalah hal yang sangat melelahkan, bahkan hampir tidak mungkin. Pemerintah sempat membatasi konten-konten dewasa beberapa tahun yang lalu tapi kini konten dewasa kembali merajalela.

2. Kecanduan Game Online

Game awalnya sesuatu yang menghibur dan menghilangkan kejenuhan pada seseorang. Bahkan sebelum ada internet, game telah banyak disematkan ke dalam peralatan elektronik. Misalnya handphone dan permainan ding dong. Namun adanya game online yang beragam, membuat para gamers kadang lupa waktu. Apalagi pemain game kebanyakan adalah siswa. Pada kencanduan yang parah, game online menyita waktu belajar siswa.

3. Merenggangkan Hubungan Sosial di Kehidupan Nyata

Salah satu kelebihan teknologi adalah merekatkan hubungan jarak jauh. Dua orang yang berada dalam jarak jauh, memungkinkan untuk terus berkomunikasi setiap saat. Dengan perkembangan berbagai macam aplikasi komunikasi, kini komunikasi juga bukan hal yang mahal. Namun secara perlahan manfaat baik dalam berkomunikasi dengan orang berjarak jauh ini memberi dampak negatif terhadap hubungan sosial seseorang dengan orang-orang di sekitarnya. Dua orang yang berada pada ruangan yang sama, saling kenal, bisa saja tidak berbincang karena sibuk dengan gadget masing-masing. Ini sering kita temui bahkan pada pemuda-pemuda yang sedang bersantai di kafe.

4. Banyak muncul akun palsu

Bebasnya orang bermain media sosial membuat banyak akun palsu beredar. Banyak alasan seseorang untuk membuat akun palsu. Yang jelas alasan terkuat adalah mereka tidak ingin identitasnya diketahui orang lain di dunia nyata. Inilah yang membuat batas dunia maya dan dunia nyata. Akun palsu biasanya digunakan untuk akun fans, dan yang negatif jika akun palsu digunakan untuk menyamar menjadi orang lain dan menipu.

5. Radiasi dari gadget

Gadget adalah salah satu alat berteknologi tinggi yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik. Dalam suatu gadget, bisa memproduksi atau memanfaatkan berbagai gelombang. Mulai dari gelombang cahaya tampak dengan berbagai frekuensi, hingga gelombang yang berfrekuensi tinggi. Gelombang elektromagnetik yang berfrekuensi tinggi inilah yang menimbulkan radiasi berbahaya bagi tubuh manusia. Karena itulah penggunaan handphone yang 24  jam sangat tidak disarankan. Hendaknya seseorang beristirahat beberapa jam dari gadget dalam sehari.

6. Mengurangi keinginan belajar bagi siswa

Bermain game online, bermain media sosial, atau sekedar melihat berbagai video di youtube, ternyata adalah kegiatan yang sangat menarik bagi seseorang, utamanya adalah siswa. Siswa mulai dari SD hingga SMA telah berkenalan dengan gadget demi kemajuan wawasannya. Namun buruknya, banyak siswa yang tidak memanfaatkan gadget untuk pengetahuan, tapi justru kesenangan semata. Tidak ada lagi keinginan belajar bagi seorang siswa yang tangannya masih memegang sebuah handphone.

7. Bertambahnya penipuan

Berbagai penipuan yang terjadi masih sangat erat hubungannya dengan akun palsu yang banyak beredar di dunia media sosial. Yang paling sering adalah penipuan online shop. Penipuan ini biasanya dilakukan oleh oknum pemilik online shop. Ketika pembeli telah mentrasfer sejumlah uang, penjual dengan seenaknya kabur tidak meninggalkan jejak. Mengusut kasus penipuan online ini bukan perkara mudah. Tips nya agar tidak tertipu adalah, pinterlah mencari akun online shop atau berbelanja online pada web jual beli yang telah memiliki nama besar. Seperti tokopedia, bukalapak, shopee, jd id, dan masih banyak lagi.

8. Pengaruh perilaku sosial

Pengaruh perilaku akibat perkembangan teknologi sangat luas. Seseorang mungkin belajar budaya wilayah lain. Untuk orang yang kurang pintar menelan pengetahuannya, perilaku dari orang di negara lain, bisa saja dilakukan di negaranya, walaupun itu tidak pantas. Misalnya kebudayaan barat yang dilakukan oleh orang yang tinggal di negara timur, tentu saja tidak bisa diterima orang-orang di sekitarnya. Ini semua merupakan salah satu dampak negatif perkembangan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimanapun juga, kehidupan sosial dengan orang-orang dekat di sekitar adalah yang paling penting daripada mengikuti perilaku orang lain yang jauh.

9. Ajang pamer

Penggunaan media sosial memungkinkan seseorang memposting apapun sesukanya. Salah satu penyakit penggunaan media sosial adalah sifat pamer. Pamernya manusia melalui akun media sosial bisa berupa tempat yang dikunjungi, barang yang dimiliki, hingga kehidupan sosialnya. Setiap akun memiliki intensitas sifat pamer tersendiri. Sifat pamer ini akan menjengkelkan jika terlalu berlebihan. Apalagi jika pamernya seseorang di media sosial, tidak sesuai dengan kenyataan di kehidupannya.

10. Kebebasan menulis ujaran yang tidak pantas

Nama lain dari dampak negatif ini adalah nyinyir. Kebebasan memposting apapun melalui media sosial, blog, youtube, tidak serta merta membuat orang terus memposting sesuatu yang bermanfaat. Banyak kolom komentar dalam postingan justru berisi ujaran kebencian dengan kalimat yang tidak terkontrol. Hal ini bisa dilihat dari postingan artis. Dalam semua komentar, pasti ada pengguna media sosial yang berkomentar pedas. Komentar pedas ini berefek yang pasti buruk bagi orang yang dikomentari. Bisa jadi mental orang tersebut rusak karena tulisan seseorang lain yang tidak terkontrol dan tidak pantas.

Itulah beberapa Dampak Negatif Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari-hari. Penggunaan media sosial yang merupakan bagian dari perkembangan teknologi mengakibatkan banyak dampak. Adanya dampat negatif dalam teknologi bukan berarti teknologi tidak boleh berkembang terus. Penggunaan media sosial akan menjadi bermanfaat jika manusia memperlakukan dunia maya sama dengan dunia nyata baginya. Selain dampak negatif, dampak positif perkembangan teknologi lebih dirasakan manusia.[2]

 



[1] A’isy Hanif Firdaus | Positif Dan Negatif Kemajuan Teknologi Di Era Modernisasi | Diakses dari https://jateng.nu.or.id/ | Pada tanggal 11 juni 2022 pukul 22.12 WIB

[2] Sutiono, S.Kom., M.kom., M.T.I. | 10 Dampak Negatif Teknologi Informasi Dan Komunikasi Bagi Kehidupan Sosial | Diakses dari https://dosenit.com/ | Pada tanggal 11 juni 2022 pukul 22.19 WIB

Jumat, 10 Juni 2022

Pentingnya Mengembangkan Soft Skill dan Hard Skill

 

Pentingnya Mengembangkan Soft Skill dan Hard Skill

 

Beberapa waktu lalu muncul fenomena seorang mahasiswa top ten jurusan teknik mengeluhkan bahwa “ilmu” yang ia dapat di jurusannya tidak bisa membantunya mendapatkan pekerjaan. Alih-alih meningkatkan softskill dan hardskill yang dimilikinya, ia justru menyalahkan dan menjelekkan mati-matian jurusannya ketimbang terus menggali potensi yang ada didalam dirinya. Sebenarnya hal itu sah-sah saja jika dimaksudkan sebagai ungkapan kecewa. Tetapi, kehidupan pasca kampus atau di dalam fase kesulitan mencari kerja tidak sepenuhnya dapat menyalahkan jurusan, apalagi sampai menjelekan jurusan.

 

Sebagai mahasiswa, kita sudah sepatutnya sadar akan pentingnya soft dan hard skill untuk kehidupan pasca kampus nantinya, bukan malah berleha-leha di zona nyaman, apalagi di masa yang sudah mulai ke era 5.0, rasanya di era 4.0 saja masi banyak mahasiswa yang tidak sadar akan pentingnya soft dan hard skill. Tidak mau organisasi , kupu-kupu(kuliah pulang), bahkan beberapa hanya fokus kepada materi yang diajarkan jurusannya saja, anak pertanian hanya fokus pada tumbuhan, anak teknik sipil hanya fokus kepada bagaimana cara membuat struktur bangunan. Padahal tidak ada salahnya jika anak pertanian menguasai coding, anak sipil paham akan rekayasa tumbuhan.

 

Mahasiswa yang fokus pada zona nyaman

Kebanyakan mahasiswa saat ini berfokus pada zona nyaman, dengan dalih sudah punya pengalaman banyak di organisasi, leadership, padahal itu dapat dikatakan barang lama, kehidupan organisasi kampus tidak dapat disamakan dengan dunia kerja, kemampuan leadership saja juga sudah mulai ditinggalkan sebagai syarat mencari pekerjaan, softskill lainya seperti public speaking dalam komunikasi dapat dikatakan memegang peranan utama dalam dunia yang di gadang-gadang sudah mulai masuk ke era 5.0.tapi nyatanya mahasiswa tidak sadar akan hal itu, “aku gabisa ngomong depan umum soalnya aku introvert”, “aku gak bakat ngomong”, bahkan dalam hal sederhana saja pun “ jangan aku dong yang presentase”, ketimbang meningkatan softskill dalam komunikasi mereka lebih memilih self claim dengan mengatakan dirinya introvert, bahkan seorang introvert sekalipun yang biasanya suaranya akan bergetar ketika berbicara di depan publik pun dapat berlatih untuk meningkatkan softskillnya.

 

Apalagi di dunia digital ini, siapa yang dapat mengikuti tren perkembangan dia lah yang dapat bertahan, tidak ada salahnya anak pertanian paham website development, anak matematika paham digital marketing, anak Fisika menguasai UI/UX design, anak sastra menguasai data science. Bukannya malah mengeluh salah jurusan, padahal mahasiswanya saja yang tidak konsisten dan serius pada jurusannya dan tidak mau mengembangkan bakat/potensi. Lagipula salah jurusan hanya pada konteks masuk jurusan tidak sesuai bakat. Jurusan apapun dapat di jalankan dengan baik, itulah mengapa kuliah tidak hanya mencari nilai, tetapi meningkatkan skill, mengembangkan bakat, mencari relasi dan pengalaman. Di dunia yang serba digital, studi ilmu di atas harus diakui bahwa hardskill tersebut akan lebih banyak di perlukan di masa yang akan datang, tanpa bermaksud mengeneralisir atau membatasi ruang lingkup passion individu.

 

Tetapi bukan berarti jika merasa memiliki soft dan hard skill membiarkan akademik menjadi jeblok, keduanya harus beriringan. Bukan malah ketika sampai di dunia pasca kampus mengatakan bahwa ilmu yang di pelajari tidak terpakai di dunia kerja. Kuliah tidak pernah organisasi, softskill tidak pernah digali, hardskill tidak pernah diasah, giliran tidak mendapat pekerjaan beralasan, bilang ini itu susah, supply and demand dunia kerja gak seimbang, lapangan kerja dikit tetapi yang daftar terlalu banyak.

Simplenya begini, softskill itu identik dengan networking, dan hardskill itu identik dengan kompetensi, keduanya harus beriringan, jika teralu mendewakan networking dan merendahkan kompetensi, maka tidak heran ketika banyak politikus bego punya jabatan di beberapa instansi vital.

 

Mahasiswa yang terlalu berpaku pada nilai, tetapi melupakan ilmu, bagaimana mencari nilai setinggi-tinggi nya tetapi mengesampingkan ilmu. Dengan dalih nilai penting untuk mencari kerja, sah-sah saja seperti itu, tidak ada yang salah, nilai memang penting untuk daftar beasiswa, kerja dan sebagainya, tetapi percuma saja kalau nilai tinggi tetapi ilmunya tidak ada, di dunia kerja juga atasan tidak semuanya memandang nilai, cara berkomunikasi menjadi perhatian utama bisa di bilang karena dilihat secara langsung, banyak yang nilai tinggi tetapi tidak punya hardskill, dalam contoh sederhana, penggunaan Microsoft Word, nilai tinggi tapi gak bisa atur margin, buat daftar pustaka masi menggunakan spasi manual, membuat penomoran romawi tidak paham, membuat tabel masi bingung, menggunakan  microsoft excel tidak tau, memasukan juga rumus tidak bisa.

 

Mengembangkan softskill lewat kepanitiaan

Mengembangkan softskill dengan ikut kepanitiaan? Boleh banget, tapi nyatanya kultur yang dibentuk sudah beda, alih-alih mengembangkan softskill, justru beberapa kepanitiaan menjadikan anggotanya “mesin uang” dengan disuruh berjualan atau biasa disebut danusan, jika tidak habis disuruh beli sendiri.

Softskill dan hardskill itu penting, keduanya bisa didapatkan di dunia kampus, analoginya seperti ini, 2 orang si alam dan alim disuruh berlayar ke dari pulau A ke Pulau B, diberi kesempatan 1 bulan  untuk pesiapan ,mengisi logistik dan keperluan, alam belajar tentang arah mata angin, cuaca,mesin dan belajar mengatur logistik, sedangkan alim leha-leha, hanya mempersiapkan bahan bakar yang cukup tanpa mau membekali diri dengan managemen logistic yang baik, maka dapat dipastikan yang akan sampai ke pulau B hanya si Alam, bagaimana ia dapat membaca arah mata angin dan cuaca, ketika mesin rusak paham cara memperbaikinya, bisa mengatur logistik selama berlayar. Padahal keduanya sama-sama hanya di suruh berlayar, tetapi Alam mampu membaca hal yang diperlukan untuk menjalani pelayaran tersebut. Sama seperti jurusan, kalau kamu cuma fokus apa yang diajarkan ilmu di jurusan kamu yang setelah selesai maka akan mentok, ketika dunia pasca kampus berbeda ya salah dirimu sendiri, kalau kalah dengan orang yang lebih matang dan siap, yasudah resiko, salah sendiri tidak mengembangkan softskill dan hardskill. Kecuali kamu punya orang dalam.[1]

Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini sangatlah ketat diakibatkan banyaknya orang yang melamar pekerjaan ataupun sedikitnya daya tampung pekerja.  adalah salah satu perguruan tinggi yang ada di Sumatera Utara yang meluluskan mahasiswa lebih kurang empat ribu orang setiap tahunnya. Sudah tentu lulusan tersebut akan bekerja dan akan bersaing dengan lulusan  itu sendiri ataupun lulusan perguruan tinggi lainnya. Dengan demikian mahasiswa  harus mempersiapkan dirinya untuk bersaing sebelum dan setelah dinyatakan lulus dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Mengembangkan hard skill adalah jawaban utama didalam keberhasilan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Namun demikian tidaklah cukup hanya kemampuan hard skill saja, tetapi harus diimbangi dengan kemampuan soft skill dalam menghadapi berbagai tantangan saat melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Admin dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja, tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya. Ditambahkan juga, bahwa dunia pendidikanpun mengungkapkan dengan berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).

Dari penjelasan di atas, dapat kita lihat bahwa pentingnya hard skill dan soft skill bagi setiap orang yang ingin mendapatkan ataupun saat melakukan pekerjaan. Dengan demikian dituntut bahwa setiap mahasiswa harus meningkatkan hard skill dan soft skillnya dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja pada masa studinya. Hal ini sejalan dengan Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang 2003 – 2010 (Dirjen Dikti, 2004) yang dirumuskan oleh Depdiknas secara jelas menyebutkan bahwa peran pendidikan tinggi dalam peningkatan daya saing bangsa sangat vital mengingat tingkat persaingan sumber daya manusia (SDM) di pasar kerja nasional maupun internasional terus meningkat seiring dengan peningkatan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi baru pada berbagai bidang dunia usaha, serta kebutuhan tingkat profesionalisme (knowledgehard skill, soft skill) yang semakin tinggi.

Hard Skill

Proses pembelajaran di perguruan tinggi lebih menitik beratkan pada aspek kognitif. Hal ini dapat dilihat pada prestasi mahasiswa yang ditunjukkan oleh indeks prestasi (IP). Indeks prestasi dibuat berdasarkan hasil penilaian dari evaluasi dosen terhadap mahasiswa dalam proses pembelajaran. Kemampuan mahasiswa yang ditunjukkan berdasarkan indeks prestasi seperti inilah yang sering disebut sebagai kemampuan hard skill.

Menurut Bahrumsyah (2010) hard skill merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Menurut Syawal (2010) hard skill yaitu  lebih beriorentasi mengembangkan intelligence quotient (IQ). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hard skill merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengatahuan teknologi dan keterampilan teknis dalam mengembangkan intelligence quotient yang berhubungan dengan bidangnya.

Soft Skill

Menurut Ramdhani (2008) dalam Syawal (2010) pengertian soft skill didefenisikan sebagai keterampilan lunak (soft) yang digunakan dalam berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain, atau dikatakan sebagai interpersonal skills. Menurut Bahrumsyah soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mempu mengembangkan untuk kerja secara maksimal. Dari kedua pendapat tersebut diatas, ada kesamaan pendapat tentang pengertian soft skill yaitu interpersonal skill  hanya saja pada pendapat Bahrumsyah ditambahkan intrapersonal skills yaitu keterampilan mengatur dirinya sendiri.

Dari pendapat tersebut diatas masih terdapat kemampuan tambahan seseorang diluar dari interpersonal skills dan intrapersonal skills yang disebut Ekstrapersonal skills seperti kemampuan seseorang dalam spritual inteligence (SQ). dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian soft skill yaitu kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan kemampuan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) serta kemampuan tambahan seseorang dalam kepercayaan/kepedulian baik terhadap penciptanya maupun orang lain (ekstrapersonal skills).

Apa saja yang termasuk di dalam soft skill? Menurut Ramdhani dalam Syawal beberapa keterampilan yang dimasukkan dalam kategori soft skill adalah: etika/propesional, kepemimpinan, kreativitas, kerjasama, inisiatif, facilitating kelompok maupun masyarakat, komunikasi, berpikir kritis, dan problem solving. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh negara-negara Inggris, Amerika dan Kanada, ada 23 atribut softskills yang dominan di lapangan kerja yang dimuat oleh Tarmidi dalam websitenya. Ke 23 atribut tersebut diurut berdasarkan prioritas kepentingan di dunia kerja, yaitu: (1) inisiatif, (2) etika/integritas, (3) berfikir kritis, (4). kemauan belajar, (5) komitmen, (6) motivasi, (7) bersemangat, (8) dapat diandalkan, (9) komunikasi lisan, (10) kreatif, (11) kemampuan analitis, (12) dapat mengatasi stres, (13) manajemen diri, (14) menyelesaikan persoalan, (15) dapat meringkas, (16) berkoperasi, (17) fleksibel, (18) kerja dalam tim, (19) mandiri, (20) mendengarkan, (21) tangguh,  (22) berargumentasi logis, (23) manajemen waktu.

Peranan Hard Skill dan Soft Skill

Hard skill sangatlah penting untuk dikembangkan, karena kemampuan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan baik dan benar adalah tergantung bagaimana hard skill yang dia miliki. Tidak mungkin seseorang bisa membuat sebuah alat yang berguna jika dia tidak mengetahui cara pembuatan, tujuan, dan kegunaannya alat tersebut. ataupun tidak mungkin seseorang mampu memperbaiki sesuatu jika dia tidak tuhu apa yang dia perbaiki.

Sebelum melamar sebuah pekerjaanpun seharusnya lulusan perrguruan tinggi (mahasiswa) harus memperhatikan pekerjaan yang akan diterimanya dengan kemampuannya. Membandingkan kemampuan dengan pekerjaan yang akan dikerjakan adalah hal yang baik. Untuk itu mahasiswa perlu mempersiapkan dirinya dengan mengembangkan hard skill sebagai dasar untuk melamar pekerjaan dan diimbangi dengan soft skill sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan. Karena hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Bagi perekrutan karyawan bagi perusahaan pendekatan hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skill baik, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya adalah memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter Hal tersebut menunjukkan bahwa hard skill merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.

Dunia kerja saat ini membutuhkan sumber daya yang terampil, sebagai seorang  mahasiswa dituntut untuk mempunyai keahlian hard skill yang tinggi, Hard skill merupakan keahlian bagaimana nilai akhir kuliah mahasiswa/nilai akademis (IPK) mahasiswa ini sebagai persyaratan untuk memenuhi admnistrasi dalam melamar pada suatu perusahaan, selain harus memiliki IPK yang tinggi di era persaingan yang ketat ini juga kita dituntut memiliki soft skill yaitu ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skillketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill), Baik hard skills maupun soft skills merupakan prasyarat kesuksesan seorang sarjana dalam menempuh kehidupan setelah selesai pendidikannya. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa hard skills ditekankan pada aspek kognitif dan keahlian khusus menurut disiplin keilmuan tertentu, sedangkan softskills merupakan perilaku personal dan interpersonal skill yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja seorang manusia. Menurut Pumphrey dan Slatter (2002) dalam artikel Teguhwijaya menengarai bahwa soft skill memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.    1.) Bergerak generik, dalam arti digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang berbeda. 2.) Dapat ditransfer dan diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas, disebut juga sebagai keterampilan hidup (life skills). 3.) Merupakan keterampilan atau atribut yang terdapat dalam aktivitas seperti pemecahan masalah, komunikasi, pemanfaatan teknologi, dan bekerja dalam kelompok. 4.) Dapat dipromosikan sebagai keterampilan yang memberi kontribusi dalam ‘pembelajaran seumur hidup’ (‘life long learning’). 5.) Dapat dimiliki dan digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah. 6.) Dapat ditransfer dalam berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang memiliki latar belakang disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda.

Beberapa Upaya yang Bisa Dilakukan Untuk Mengembangkan Soft Skill dan Hard Skill

Untuk menjawab pertanyaan Apakah mahasiswa seperti itu (memiliki sikap/sifat negatif) bisa dikatakan memiliki hard skill dan soft skill yang baik? Maka kita perlu melihat keadaan tiap individu, apakah itu keadaan fisik, ekonomi, lingkungan, keluarga dll. Menurut tim pengajar  bahwa dalam kehidpan ini individu tidak terbebas dari kondisi yang memuaskan atau menyenangkan dan ataupun kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, tidak atau kurang memuaskan. Ditambahkan juga bahwa seseorang harus mensikapi kondisi tersebut apakah bila memuaskan atau menyenangan disiapi dengan cara meluap-luap sehingga lupa diri, ataukah mensikapinya dengan cara yang sederhana bahwa dalam hidup ada saatnya menyenangkan dan ada saatnya tidak menyenangkan. Demikian juga apabila kondisi tidak atau kurang meyenangkan bagaimanakah individu mensikapinya apakah dengan cara menyalahkan diri sendiri dan orang lain atau bahkan menyalahkan lingkungan dengan berlebihan, sehingga timbul antipati. Kedua kondisi tersebut harus disikapi dengan sikap optimis, menerima sebagaimana adanya tidak pesimis apalagi mengeluh dan menyelahkan diri sendiri. Dalam hal bersikan individu harus dapat menerima knyataan sebagaimana adanya dengan penuh harapan bahwa segala sesuatu akan berakhir dengan tetap mencari solusi yang benar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain ataupun lingkungan. Harus terbina pada diri individu sebagai hasil pendidikan terutama oleh pendidikan diri sendiri bahwa dalam hidup tidak tidak selalu terjadi sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan untuk memahami diri sendiri dan orang lain sertalingkungan sebagaimana adanya dan selalu berusaha berbuat yang terbaik dalam hidup merupakan hasil pendidikan yang berlangsung tanpa batas.

Dalam mengembangkan hard skill seorang peserta didik (mahasiswa) sering diadakan perlombaan-perlombaan. Selain itu, tidak jarang pendidik memberikan hadiah sebagai penghargaan kepada anak didiknya yang memiliki prestasi baik. Bahkan pertandingan antar mahasiswa dalam satu negara atapun antar negera sering dibuat sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki seseorang. Hal ini semata-mata bertujuan untuk mengembangkan hard skill. Selain hard skill, seserorang tidak terlepas dari soft skill, karena seseorang tidak terlepas dari dirinya sendiri dan orang lain. Maksudanya adalah seseorang punya akal, hati nurani yang harus dikembangkan untuk mampu mengatur dirinya sendiri dan untuk berinteraksi dengan orang lain.

Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain. Mengikuti organisasi adalah salah satu cara untuk berinteraksi dengan orang lain.

Dalam rangka mengembangkan atribut soft skill peserta didik di perguruan tinggi, diperlukan evaluasi diri dari setiap mahasiswa tentang kekuatan mana yang dimiliki saat ini, sekaligus kelemahannya. Para mahasiswa diberi lembar kuesioner yang berisi atribut soft skill. Lalu mengisinya dengan memberi tanda mana yang sudah merasa cukup mereka miliki dan mana yang masih perlu dikembangkan. Atribut yang paling banyak muncul di daftar sehingga terlihat atribut mana yang memiliki modus tertinggi untuk dikembangkan. Lalu program studi di mana mahasiswa itu berada meninjau visi program studinya, dan berupaya untuk memadukan antara harapan mahasiswa, harapan lembaga dan sumberdaya yang dimiliki. Dengan demikian akan terpilih beberapa atribut yang perlu dan penting dikembangkan untuk para mahasiswanya.

Pengembangan soft skill di perguruan tinggi juga dapat dilakukan melalui kegiatan proses pembelajaran dan juga kegiatan kemahasiswaan dalam kegiatan ekstra kurikuler atau ko-kurikuler. Hal yang terpenting, softskills ini bukan bahan hafalan melainkan dipraktekkan oleh individu yang belajar atau yang ingin mengembangkannya. Pada saat mahasiswa ingin mengembangkan minat dan bakatnya di dalam bidang olah raga umpamanya, acapkali pembimbing kegiatan olah raga senantiasa berpusat pada teknik bagaimana memenangkan pertandingan yang akan dilakukan oleh mahasiswanya.

Menurut Syawal untuk tahun akademik 2009/2010 telah ditetapkan kebijkan untuk mengimplementasikan soft skill dalam proses pembelajaran di setiap masing-masing prodi/jurusan dari setiap fakultas di lingkungan . Dalam hal ini jelas bahwa, selain mengembangkan hard skill untuk mahasiswa  juga dikembangkan soft skill dengan mengimplementasikan soft skill tersebut dalam proses pembelajaran. Syawal juga menambahkan bahwa proses pengintegrasian soft skill,  menetapkan langkah dalam situasti pembelajaran yang bergeser dari teaching learning center (CTL) menuju student learning center (SCL), suatu paradigma baru dalam tatap muka, integrasi dan problem based learning, tugas berbasis masalah dan aneka sumber, independent learner, penilaian bergeser dari PAP menuju PAN.

Upaya pemerintah untuk mengembangkan hard skill dan soft skill dalam dunia pendidikan sangatlah baik dan harus didukung. Selain pemerintah, perguruan tinggi seperti  juga  menjalankan proses penerapan kurikulumnya dan berupaya keras memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya. Sagatlah disayangkan jika hal ini disia-siakan.

Mahasiswa  adalah mahasiswa yang mayoritas keahliannya di bidang pendidikan/keguruan. Dengan kata lain lulusan mahasiswa  akan berprofesi sebagai guru/tenaga pendidik. Tenaga pendidik seharusnya mengerti arti dari pendidik sehingga sangat berpengaruh untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik dengan memiliki kemampun untuk menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan serta bermoral dan beretika.

Dengan demikian, sudah seharusnya mahasiswa  menyadari betapa pentingnya hard skill dan soft skill untuk kehidupan yang lebih baik. Jika ini disadari oleh setiap mahasiswa maka lulusan  akan lebih baik, dengan sendirinya mahasiswa  akan mejadi mahasiswa yang unggul dan berkarakter.[2]

 

 

 

 



[1] M. Alvi Syahputra | Pentingnya Softskill dan Hardskill Di Dunia Pasca Kampus | Diakses dari https://suarausu.or.id | Pada tanggal 10 juni 2022 pukul 22.56 WIB

[2] Hardinan Sinaga, S.Pd. | Pentingnya Hard Skill dan Soft Skill Bagi Mahasiswa | Diakses dari https://hardinan.blogspot.com/ | Pada tanggal 10 juni 2022 pukul 23.11 WIB